Docang Kuliner Khas Cirebon yang Unik

Docang Kuliner Khas Cirebon yang Unik

Daerah yang punya julukan Kota Udang ini memiliki ragam kuliner yang tidak hanya lezat, tetapi juga unik. Belum banyak yang tahu kalau Cirebon juga memiliki satu kuliner istimewa dengan kisah asal usul yang unik. Namanya docang! Docang merupakan salah satu kuliner tradisional khas Pantura Cirebon selain empal gentong, tahu gejrot, dan nasi jamblang.

Docang,  hidangan khas Cirebon terbuat dari campuran potongan lontong, parutan kelapa, daun singkong, daun kucai, toge, dan kerupuk. Bahan-bahan tadi kemudian disiram dengan kuah dage atau oncom. 

Docang dapat kita temukan di sekitar wilayah Cirebon, khususnya di pasar tradisional. Docang tersebar hampir di setiap wilayah Cirebon, baik perkampungan maupun tempat wisata. Docang biasa dimakan untuk sarapan, tapi dapat juga dimakan pada siang, sore atau malam hari.

Masakan ini sudah ada sejak zaman Wali Songo menyiarkan Agama Islam di kawasan Cirebon dan sekitarnya. Menurut cerita yang berkembang di masyarakat, makanan ini dibuat oleh sekelompok orang yang tidak menyukai dakwah Islam yang dilakukan oleh para Wali Songo, sehingga membuat makanan yang di dalamnya mengandung racun. Makanan tersebut pertama kali dibuat atau diracik oleh Pangeran Rengganis. Namun, ketika dihidangkan kepada Wali Songo yang sedang berkumpul di Mesjid Agung Sang Cipta Rasa, racun yang dicampurkan ke dalam makanan tersebut tidak berpengaruh. Bahkan setelah memakan makanan tersebut, para Wali Sanga justru menyukai makanan tersebut.