Belibur Sekaligus Belajar Sejarah di Taman Sari Gua Sunyaragi

Belibur Sekaligus Belajar Sejarah di Taman Sari Gua Sunyaragi

Nikmati keseruan berlibur sekaligus belajar sejarah di Cirebon bersama orang terkasih. Banyak wisata sejarah di Cirebon yang bisa anda kunjungi untuk berlibur, salah satunya yaitu Taman Sari Gua Sunyaragi. Gua Sunyaragi tak seperti gua kebanyakan, Konstruksi bangunan situs ini berupa taman air, sehingga Gua Sunyaragi disebut juga Taman Air Sunyaragi. lokasi tempat ini jaraknya dekat sekali dengan kampus Universitas Swadaya Gunung Jati, kamu hanya perlu memakan waktu 5 menit saja menggunakan sepedah motor dari kampus UGJ, sehingga kamu tidak perlu membuang buang waktu, tenaga dan tidak mengeluarkan budget yang banyak deh buat berlibur di tempat yang akan penuh sejarah ini.

Selain melihat sajian gua yang penuh akan sejarah ini, anda juga bisa belajar mengenai peradaban di masa lalu. Berlibur sekaligus belajar memang hal yang menyenangkan, ajak keluarga ketika mengunjungi destinasi wisata satu ini.

Banyak juga spot foto instagenic yang rekomended untuk aktivitas selfie ria. Dapatkan foto kece dengan landmark bangunan Taman Sari Gua Sunyaragi Cirebon untuk liburan yang semakin tak terlupakan.

Gua Sunyaragi atau Taman Sari Gua Sunyaragi adalah sebuah gua buatan yang berlokasi di kelurahan Sunyaragi, Kesambi, Kota Cirebon dimana terdapat bangunan mirip candi yang disebut Gua Sunyaragi, atau Taman Air Sunyaragi, atau sering disebut sebagai Tamansari Sunyaragi. Nama "Sunyaragi" berasal dari kata "sunya" yang artinya sepi dan "ragi" yang berarti raga, keduanya adalah bahasa Sanskerta. Tujuan utama didirikannya gua tersebut adalah sebagai tempat beristirahat dan meditasi para Sultan Cirebon dan keluarganya.

Sejarah berdirinya gua Sunyaragi memiliki dua buah versi, yang pertama adalah berita lisan tentang sejarah berdirinya Gua Sunyaragi yang disampaikan secara turun-temurun oleh para bangsawan Cirebon atau keturunan keraton. Versi tersebut lebih dikenal dengan sebutan versi Carub Kanda. Versi yang kedua adalah versi Caruban Nagari yaitu berdasarkan buku Purwaka Caruban Nagari tulisan tangan Pangeran Kararangen atau Pangeran Arya Carbon tahun 1720. Sejarah berdirinya gua Sunyaragi versi Caruban Nagari adalah yang digunakan sebagai acuan para pemandu wisata gua Sunyaragi. Menurut versi ini, Gua Sunyaragi didirikan tahun 1703 Masehi oleh Pangeran Kararangen, cicit Sunan Gunung Jati. Kompleks Sunyaragi lalu beberapa kali mengalami perombakan dan perbaikan.

Alih-alih menyerupai gua, bangunan cagar budaya ini justru lebih mirip dengan candi yang disusun dari batu-batu karang. Dibangun oleh cicit Sunan Gunung Jati sekitar abad ke-16, yaitu Pangeran Mas Zainul Arifin, dulunya kompleks gua dikelilingi danau penampungan air dan pohon Jati. Namun, saat ini danau sudah mengering. Gua Sunyaragi merupakan salah satu bagian dari Keraton yaitu Keraton Kasepuhan. Penyematan kata gua sendiri berasal dari "Guha" yang berarti buatan.

Kompleks tamansari Sunyaragi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu pesanggrahan dan bangunan gua. Bagian pesanggrahan dilengkapi dengan serambi, ruang tidur, kamar mandi, kamar rias, ruang ibadah dan dikelilingi oleh taman lengkap dengan kolam. Bangunan gua-gua berbentuk gunung-gunungan, dilengkapi terowongan penghubung bawah tanah dan saluran air. Bagian luar kompleks aku bermotif batu karang dan awan. Pintu gerbang luar berbentuk candi bentar dan pintu dalamnya berbentuk paduraksa.

Induk seluruh gua bernama Gua Peteng (Gua Gelap) yang digunakan untuk bersemadi. Selain itu ada Gua Pande Kemasan yang khusus digunakan untuk bengkel kerja pembuatan senjata sekaligus tempat penyimpanannya. Perbekalan dan makanan prajurit disimpan di Gua Pawon. Gua Pengawal yang berada di bagian bawah untuk tempat berjaga para pengawal. Saat Sultan menerima bawahan untuk bermufakat, digunakan Bangsal Jinem, akan tetapi kala Sultan beristirahat di Mande Beling. Sedang Gua Padang Ati (Hati Terang), khusus tempat bertapa para Sultan.

Walaupun berubah-ubah fungsinya menurut kehendak penguasa pada zamannya, secara garis besar Tamansari Sunyaragi adalah taman tempat para pembesar keraton dan prajurit keraton bertapa untuk meningkatkan ilmu kanuragan. 

Dilihat dari gaya atau corak dan motif-motif ragam rias yang muncul serta pola-pola bangunan yang beraneka ragam dapat disimpulkan bahwa gaya arsitektur gua Sunyaragi merupakan hasil dari perpaduan antara gaya Indonesia klasik atau Hindu, gaya Cina atau Tiongkok kuno, gaya Timur Tengah atau Islam dan gaya Eropa.

Gaya Indonesia klasik atau Hindu dapat terlihat pada beberapa bangunan berbentuk joglo. Misalnya, pada bangunan Bale KambangMande Beling dan gedung Pesanggrahan, bentuk gapura dan beberapa buah patung seperti patung gajah dan patung manusia berkepala garuda yang dililit oleh ular. Seluruh ornamen bangunan yang ada menunjukkan adanya suatu sinkretsime budaya yang kuat yang berasal dari berbagai dunia. Namun, umumnya dipengaruhi oleh gaya arsitektur Indonesia Klasik atau Hindu.

Gaya Cina terlihat pada bunga seperti bentuk bunga persikbunga matahari dan bunga teratai. Di beberapa tempat, dulu Gua Sunyaragi dihiasi berbagai ornamen keramik Cina di bagian luarnya. Keramik-keramik itu sudah lama hilang atau rusak sehingga tidak diketahui coraknya yang pasti. Penempatan pada bangunan Mande Beling serta motif mega mendung seperti pada kompleks bangunan gua Arga Jumut memperlihatkan bahwa gua Sunyaragi mendapatkan pengaruh gaya arsitektur Cina. 

 

(Dari Berbagai Sumber)